Touring perdana all new Honda CBR250RR di jalan raya yang berlangsung di Bali menyisakan banyak cerita. Kami yang menjadi salah satu peserta dari total 52 partisipan memiliki catatan tersendiri.
Sebelum lebih jauh membahas soal handling dan performa, kami akan mengulas desain dan fitur-fitur yang dimiliki CBR250RR terlebih dahulu.
Dari sisi desain, tentu semuanya sepakat jika CBR250RR jauh lebih keren dari pendahulunya. Tampangnya kini lebih spoty, agresif dengan sudut-sudut meruncing dan sangar dengan model lampu utama yang menyerupai sorotan mata tajam dan ada "alis" di atasnya yang berfungsi sebagai daytime running lights (DRL).
Sebelum lebih jauh membahas soal handling dan performa, kami akan mengulas desain dan fitur-fitur yang dimiliki CBR250RR terlebih dahulu.
Dari sisi desain, tentu semuanya sepakat jika CBR250RR jauh lebih keren dari pendahulunya. Tampangnya kini lebih spoty, agresif dengan sudut-sudut meruncing dan sangar dengan model lampu utama yang menyerupai sorotan mata tajam dan ada "alis" di atasnya yang berfungsi sebagai daytime running lights (DRL).
Untuk diketahui, baik lampu utama, DRL, sein, maupun lampu belakang
CBR250RR sudah menggunakan LED. Menariknya, lampu sein depan dibuat
menyatu dengan "alis", hanya saja pancaran cahaya yang keluar dibedakan.
Jika sein diaktifkan maka lampu warna kuning akan berkedip dan DRL yang
memancarkan warna putih akan mati.
CBR250RR telah mengaplikasi suspensi upside down 37 mm di bagian depan. Dengan suspensi model ini selain nampak mewah juga memberikan aura motor sport yang kuat. Sementara di belakang menggunakan monoshock dengan lengan ayun model gull-arm bermaterialkan alumunium yang dibuat melalui proses Gravity Dies Casting (GDC).
Jok model split tetap dipertahankan motor ini. Uniknya Honda memberikan lubang ventilasi pada bagian bawah jok boncenger.
Bicara teknologi, CBR250RR unggul dari kompetitornya karena mengaplikasi throttle by wire (TBW). Fitur tersebut bekerja berkat Accelerator Position Sensor (APS) pada sisi kiri gas. Fungsinya untuk mendeteksi secara otomatis putaran selongsong gas kemudian mengirim sinyal elektrik ke ECU. Teknologi ini sudah diterapkan pada motor balap MotoGP RC213V.
Selain itu, terobosan baru yang diberikan Honda adalah modus berkendara, seperti Comfort, Sport, dan Sport +. Penjelasan mengenai ketiga modus ini akan diuraikan pada bagian berikutnya.
Fitur lain yang membuat CBR250RR terlihat beda adalah pengaplikasian dual knalpot dengan desain agresif. Knalpot ini punya konfigurasi dua leher knalpot kemudian keluar pada satu pipa dan kemudian didistribusikan pada dua lubang silincer (2-1-2). Suara yang dihasilkan cukup gahar terlebih lagi saat digeber penuh.
CBR250RR telah mengaplikasi suspensi upside down 37 mm di bagian depan. Dengan suspensi model ini selain nampak mewah juga memberikan aura motor sport yang kuat. Sementara di belakang menggunakan monoshock dengan lengan ayun model gull-arm bermaterialkan alumunium yang dibuat melalui proses Gravity Dies Casting (GDC).
Jok model split tetap dipertahankan motor ini. Uniknya Honda memberikan lubang ventilasi pada bagian bawah jok boncenger.
Bicara teknologi, CBR250RR unggul dari kompetitornya karena mengaplikasi throttle by wire (TBW). Fitur tersebut bekerja berkat Accelerator Position Sensor (APS) pada sisi kiri gas. Fungsinya untuk mendeteksi secara otomatis putaran selongsong gas kemudian mengirim sinyal elektrik ke ECU. Teknologi ini sudah diterapkan pada motor balap MotoGP RC213V.
Selain itu, terobosan baru yang diberikan Honda adalah modus berkendara, seperti Comfort, Sport, dan Sport +. Penjelasan mengenai ketiga modus ini akan diuraikan pada bagian berikutnya.
Fitur lain yang membuat CBR250RR terlihat beda adalah pengaplikasian dual knalpot dengan desain agresif. Knalpot ini punya konfigurasi dua leher knalpot kemudian keluar pada satu pipa dan kemudian didistribusikan pada dua lubang silincer (2-1-2). Suara yang dihasilkan cukup gahar terlebih lagi saat digeber penuh.
Position Riding & Handling
Bagaimana dengan posisi berkendara motor ini, apakah nyaman? Kami memiliki tinggi badan 175 cm dengan bobot mencapai 92 kg. Saat duduk di atas motor ini kedua kaki bisa menapak sempurna. Ketika kedua tangan menggapai setang model underyoke, badan langsung merunduk.
Pada touring yang berlangsung di Bali tersebut, jarak tempuhnya mencapai 230 km lebih. Kami meyakini ini akan menjadi perjalanan yang melelahkan dan itu terbukti. Pergelangan tangan dan pundak terasa nyeri karena beban tubuh bertumpu pada tangan.
Tapi itu merupakan risiko yang wajar dirasakan karena rute yang dilalui
berkelok-kelok dan naik turun khas pegunungan. Mau tidak mau kami banyak
melakukan pengereman dan buka tutup gas agar tidak ketinggalan
rombongan.
Sialnya, kami berada di grup "berani" yang berisikan direksi PT Astra Honda Motor (AHM), seperti Presiden Direktur AHM Toshiyuki Inuma, Marketing Director Koji Sugita, Operating Officer, Representative of Motorcycle Development, Purchase and Production for Motorcycle Operations Honda Motor Co. Ltd Tetsuo Suzuki dan Senior Manager Safety Riding And Motorsport AHM Anggono Iriawan dan beberapa jurnalis yang dikenal doyan ngebut.
Bisa dibilang grup ini paling bandel karena kecepatan rata-ratanya cukup tinggi. Mau tidak mau kami harus mengikuti ritme barisan terdepan agar tidak tercecer dan ketinggalan. Cara "mengejar" seperti ini tentunya menguras energi dan menuntut konsentrasi tinggi ditambah lagi saat itu cuaca sangat terik. Ngos-ngosan bro!
Kemampuan CBR250RR dalam bermanuver memang pantas diacungi jempol. Motor ini terasa enteng dan menggigit saat keluar masuk tikungan. Ini berkat penggunaan sasis turbular dan pengaplikasian ban tubeless ukuran 110/70 -17 54S di depan dan belakang 140/70 – 17 66S.
Sialnya, kami berada di grup "berani" yang berisikan direksi PT Astra Honda Motor (AHM), seperti Presiden Direktur AHM Toshiyuki Inuma, Marketing Director Koji Sugita, Operating Officer, Representative of Motorcycle Development, Purchase and Production for Motorcycle Operations Honda Motor Co. Ltd Tetsuo Suzuki dan Senior Manager Safety Riding And Motorsport AHM Anggono Iriawan dan beberapa jurnalis yang dikenal doyan ngebut.
Bisa dibilang grup ini paling bandel karena kecepatan rata-ratanya cukup tinggi. Mau tidak mau kami harus mengikuti ritme barisan terdepan agar tidak tercecer dan ketinggalan. Cara "mengejar" seperti ini tentunya menguras energi dan menuntut konsentrasi tinggi ditambah lagi saat itu cuaca sangat terik. Ngos-ngosan bro!
Kemampuan CBR250RR dalam bermanuver memang pantas diacungi jempol. Motor ini terasa enteng dan menggigit saat keluar masuk tikungan. Ini berkat penggunaan sasis turbular dan pengaplikasian ban tubeless ukuran 110/70 -17 54S di depan dan belakang 140/70 – 17 66S.
Performa
Berdasarkan data spesifikasi resmi yang dirilis AHM, CBR250RR mengandalkan mesin berkonfigurasi 250 cc, liquid-cooled, 4-Tak, DOHC, 8 valve, paralel twin cylinder berkekuatan 36,3 Tk dengan torsi 22,5 Nm. Di atas kertas, tenaga CBR250RR lebih besar dari kompetitornya.
Ini benar-benar Kami rasakan selama touring berlangsung. Hentakan motor ini terasa mengejutkan saat pertama kali digeber. Perpindahan giginya terasa halus, suara yang keluar juga meningkatkan adrenalin kala motor digeber.
Saat berada di jalur berkelok dan menurun,Kami mengaktifkan mode "Comfort". Hasilnya motor lebih jinak karena distribusi tenaga tidak meletup-letup alias smooth. Saat kondisi hujan kami juga mengandalkan mode ini karena motor menjadi tidak liar alias mudah dikendalikan meski jalanan licin.
Sebaliknya, ketika jalannya menanjak kami memilih "Sport". Semburan tenaganya kini jadi lebih responsif. Keluar masuk tikungan terasa gampang karena tenaga motor tidak kedodoran. Sesekali kami juga aktifkan "Sport +" untuk mendapatkan power lebih demi merapatkan barisan.
Buat kami, mode "Sport +"
merupakan fitur paling mengasyikan. Mesin begitu responsif, untuk
mencapai kecepatan 100 km/jam terasa begitu cepat. Tentu bagi penyuka
kecepatan, fitur ini akan selalu diaktifkan untuk memenuhi hasrat
ngebut.
Ketika menemui trek lurus, kami coba untuk menggeber motor ini. Karena di jalan umum tentu kami mengutamakan keselamatan diri dan juga pengguna jalan lainnya.
Kami sempat melirik ke arah panel instrumen dan mendapati angka sekira 143 km/jam dan saat itu kami masih terus memacu motor sehingga tidak memperhatikan lagi berapa kecepatan puncak yang didapat.
Sekadar informasi, CBR250RR yang Kami tunggangi berkelir mat gunpowder yang dilengkapi sistem pengereman ABS (anti-lock braking system). Melakukan pengereman mendadak pun ban tidak langsung terkunci sehingga memudahkan kami dalam mengendalikan motor.
Bagi kami, banderol Rp 68,9 juta rasanya pantas bagi CBR250RR karena teknologi dan sensasi berkendara yang ditawarkan benar-benar menggoda. Gak percaya? Coba aja!
Ketika menemui trek lurus, kami coba untuk menggeber motor ini. Karena di jalan umum tentu kami mengutamakan keselamatan diri dan juga pengguna jalan lainnya.
Kami sempat melirik ke arah panel instrumen dan mendapati angka sekira 143 km/jam dan saat itu kami masih terus memacu motor sehingga tidak memperhatikan lagi berapa kecepatan puncak yang didapat.
Sekadar informasi, CBR250RR yang Kami tunggangi berkelir mat gunpowder yang dilengkapi sistem pengereman ABS (anti-lock braking system). Melakukan pengereman mendadak pun ban tidak langsung terkunci sehingga memudahkan kami dalam mengendalikan motor.
Bagi kami, banderol Rp 68,9 juta rasanya pantas bagi CBR250RR karena teknologi dan sensasi berkendara yang ditawarkan benar-benar menggoda. Gak percaya? Coba aja!
(Liputan 6.Com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar